Yusuf Mansur | Coba Renungkan
- Atas nama HAM, kadang-Kadang emang kita jd lembek, permisif terhadap aurat, import budaya, freesex, homo/lesbi, penistaan agama.
- Keras sama tegas, BEDA.
- Indonesia yg bangga dengan kesantunannya, keramahannya, kasih sayang & cinta kasihnya, dimanfaatkan dengan benar, supaya jadi toleran BUTA. Ga bener.
- Para ayah, para ibu, udah cukup kewalahan di soalan akhlak & keselamatan anak-anak nya. Udah banyak khawatirnya. Sekarang PR nya bertambah.
- Semenatara, semakin banyak yang buta soal halal haram, soal aurat, soal maksiat. Sebab ga tau. Tp jg ada yg tutup mata, padahal tau. Ampuuuuuunnn..
- Ketika kemaksiatan sudah merajalela, dosa sudah dianggap sepele, urusn dosa jd urusan masing-masing, maka tunggulah doa doa kita ga dikabul Allah.
- Karena itu, kita kudu peduli. Tidak cukup dg diri sendiri saja yg selamat dari dosa. Tp jg selamatkan yg lain dari dosanya. Jangan diem aja.
- Saya ga setuju dengan kekerasan. Tapi mereka yg "merusak" & "yg ga sadar bhw sdh merusak", juga kudu diingatkan. Dua dua nya sama-sama merusak.
- Malah yg merusak dg budaya, pikiran, tulisannya, lisannya, pemahamannya,twitternya, he he, tv, radio, itu jauh2 lbh merusak. Slow, but kill.
- Saya mentwit yg ini, tanpa hastag, dan sdh diusahakan sesantun2nya. Menyentuh hati semua elemen bangsa, untuk jangan bikin tambahan PR & beban.
Semoga dimengerti...
Mungkin Anda tertarik ingin membaca artikel ©Yusuf Mansur, Jamil Azzaini, Ippho Santosa. Jaya Setia Budhi, Inspirasi Bisnis yang lainya?